Beredarnya Buku Karikatur SBY
Buku ini berseri, dengan 10 judul. Di antaranya, Jalan Panjang Menuju Istana.
Buku Peduli Kemiskinan bagian dari seri Lebih Dekat Dengan SBY
Buku seri Lebih Dekat dengan SBY masuk dalam daftar pengayaan siswa Sekolah Menengah Pertama. Buku itu nyelip diantara buku bantuan pemerintah melalui program Dana Alokasi Khusus atau DAK untuk sebuah SMP di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Buku ini saya temukan waktu reses kemarin di daerah pemilihan saya, kabupaten Tegal, di sebuah SMP. Ini kata kepala sekolahnya program dana alokasi khusus, kata anggota Komisi X DPR, Rohmani, Selasa 18 Januari 2011.
Rohmani menuturkan, ketika reses Desember-Januari lalu, dia berkunjung ke sebuah SMP di daerah pemilihannya itu. Kepala Sekolah itu menyampaikan baru saja mendapatkan bantuan buku pengayaan melalui program Dana Alokasi Khusus.
Rohmani kemudian melihat-lihat buku bantuan itu. Ternyata ada buku itu, kata politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. Sontak saja Rohmani kaget.
Menurut dia, buku itu tidak pada tempatnya. Buku yang memfigurkan seorang pejabat diedarkan di Sekolah Menengah Pertama.
Rohmani menilai, bila ingin mengenalkan lebih dekat figur presiden pada siswa, mestinya dibuat juga buku tentang figur presiden dari pertama hingga terakhir. Sayangnya, Rohmani enggan menyebut nama SMP yang mengedarkan buku itu.
Buku yang diberikan kepada siswa-siswi itu berseri dengan judul Lebih Dekat dengan SBY. Dalam satu seri itu terdiri dari 10 buku. Kesepuluh judul buku itu yakni:
1. Jalan Panjang Menuju Istana
2. Menata Kehidupan Bangsa
3. Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan
4. Adil Tanpa Pandang Bulu
5. Peduli Kemiskinan
6. Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil
7. Diplomasi Damai
8. Berbakti untuk Bumi
9. Jendela Hati
10. Merangkai Kata Menguntai Nada
Rohmani mengaku hanya menemukan empat judul di sekolah itu. Empat judul yang ditemukan di sekolah itu yakni, Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan, Adil Tanpa Pandang Bulu, Peduli Kemiskinan, dan Diplomasi Damai.
Jangan hanya SBY, mengenal lebih dekat Presiden kita itu lebih adil, sesal dia. Maka itu, dia mengusulkan hal serupa bagi presiden-presiden sebelum SBY, agar dikenal lebih dekat dengan para siswa.
Hingga pukul 15.00 WIB, Kepala Humas Komunikasi dan Informasi Kementerian Pendidikan Nasional M Muhadjir belum bisa dikonfirmasi. Nomor telepon selularnya tidak diangkat dan pesan singkat yang dikirim juga belum dibalas. (umi)
VIVAnews